Came Way Too Late: Cacar Air

by Tuesday, June 28, 2016 1 komentar
Kamu sekarang umur berapa?

Sudah pernah kena cacar air belum?

Saya sudah, di akhir tahun 2015 kemarin,

di umur 22.
.
.
.
.
.

Lagi-lagi bukan post yang istimewa, tapi saya tetap mau berbagi *maksa*
Pengalaman terkena cacar air. Muehehehe.

Cacar air.
Siapa yang nggak tau penyakit ini? Bukan penyakit mematikan, tapi cukup menghantui banyak orang, terlebih karena mitos-mitos yang menyertainya.

Entahlah, mitos tentang cacar air ini ada buanyak, sudah kuat dan mendarah daging sekali di masyarakat. Waktu saya sakit kemarin juga banyak yang ngotot banget kasih tips aneh-aneh ini itu sampai saya geli sendiri.

Terserah yang baca mau setuju atau tidak, tapi ini pandangan saya setelah saya alami cacar air itu sendiri ya.

Saya memang belum pernah cacar air dari kecil. Dan tiap kali saya ngobrol dengan orang dengan topik cacar air, rata-rata orang pasti bilang gini, "Hih, belum cacar! Hati-hati lho, kalau udah gede terus kena cacar air nanti bekas cacarnya nggak bisa hilang!" Saya sih waktu itu santai aja, karena mama saya sendiri belum cacar air sampai detik ini (umur sudah 56 tahun). Jadi saya percaya mungkin saja saya memang nggak akan kena cacar air kayak mama.

Tapi toh akhirnya saya kena cacar air juga. HAHA.

Dan waktu itu..
timing cacar air nya ..
bener-bener nggak banget.

Sumpah.

Kenapa?

Karena waktu itu saya sedang sendirian di rumah.

Alah, sendirian di rumah aja digede gede inn ~

Oke ini memang terdengar sepele, tapi buat saya enggak. Saya betul-betul sendirian di rumah selama kurang lebih satu mingguan. Dan itu adalah pertama kalinya saya di rumah sendiri ri ri dalam hidup. Pernah sih ditinggal sendiri di rumah, tapi nggak pernah lebih dari 2 hari.

Nah yang kali ini seminggu bro!
Kakak ada di Jakarta untuk kerja. Mama papa lagi tahun baruan sambil liburan Silver Wedding Anniv (iyes, gaya banget) ke Thailand seminggu. Saya harus masuk kerja tanpa libur di Malang karena waktu itu adalah high/ peek season (libur natal tahun baru), dan Guest House tempat saya bekerja lagi rame-ramenya.

Jadilah saya yang masih polos nggak tahu apa-apa ini mau nggak mau urus segalanya sendiri. *Mammmaaaaaaa*

Awalnya saya juga nggak tahu, tiba-tiba kepala kok gatel. Saya pikir, ah ketombe lagi banyak kali. Terus lama lama di perut kok banyak merah-merah seperti digigit semut, besoknya menggembung dengan air di dalamnya, dan gatal. Kemudian hal yang sama muncul di tangan, dada, dan bahkan di bagian sensitif  (T^T)

Sempat curiga itu cacar air, tapi masih nggak yakin. Bisa jadi gatel-gatel biasa gara-gara serangga atau apa gitu. Saya ketik gejala cacar air di Google, muculnya gambar-gambar mengerikan. Saya yang sudah parno duluan denger mitos-mitos cacar air yang saya dengar sejak saya kecil, semakin parno lah saya lihat gambar di Google. Saya nggak tahu harus apa.

Usaha terakhir, setelah coba tanya-tanya ke teman kerja. Dan diyakinkanlah saya kalau benjolan-benjolan itu memang benjolan cacar air *lemes*.

Nggak bisa merengek ke siapa-siapa karena orang tua sedang tidak ada, mau Wassap mama di Thailand juga gak enak, takutnya mereka kepikiran dan kesannya saya jadi pengganggu liburan. Akhirnya saya kembali ke mbah Google dan coba cari-cari informasi. Saya cari yang paling ilmiah, dan yang tidak berbau mitos jaman dahulu.

Hal pertama yang saya baca dan paling ngena,
mitos "dilarang mandi saat cacar" itu nggak ada bener-benernya. Ini mitos yang paling populer di dunia per-cacar air-an. Ada yang bilang nanti cacar nya jadi lembek apa gimana gitu lah (lembek?)
Takut pecah karena kegosok, luka, terus sakit kalau kena air.
Tapi logikanya, itu cacar air, bikin gatel kan? Terus udah gatel, seharian beraktivitas, siang hari panas-panasan, keringetan, terus gak boleh mandi.
Apa gak tambah guatel?

Saya pikir betul juga. Nurutin mitos yang ada makin gatel gak bisa tidur garuk-garuk sampai luka.

Akhirnya, sepulang kerja saya ke mini mart terdekat, saya beli Detol cair sama bedak Caladin, juga beberapa kotak jus jambu dan vitamin C. Pulang rumah saya mandi pakai air hangat dengan Detol, setelah itu saya taburi sekujur tubuh pakai bedak Caladin. Rebes. Gatelnya jadi hilang. Saya tidur nyenyak tanpa garuk sana sini.

Dari yang saya baca juga, cacar air asalnya adalah virus dan menyerang ketahanan tubuh.
Jadi saya putuskan untuk makan yang banyak (ya, biasanya juga banyak sih) sama minum vitamin C.
Saya dengar orang kalau kena cacar biasanya disertai panas, demam, lemes, dll. Puji Tuhan saya enggak. Yah mungkin pengaruh makan banyak itu tadi kali ya (baca: rakus) Jadi cacar nya nggak ada kesempatan buat nyerang ketahanan tubuh saya.

Jangan lupa ya, jus jambu (jambu punya kandungan vit. C terbanyak dari segala jenis buah) dan suplemen vit. C itu berperan besar untuk lawan berbagai penyakit lho!. Nggak cuma cacar air, tapi semua penyakit :)

Hari-hari berkutnya, benjolan-benjolan baru terus muncul. Tapi sekali lagi puji Tuhan enggak banyak. Saya sudah takut duluan kalau keluar banyak di wajah gimana, tapi untunglah banyaknya di rambut sama perut. Di wajah ada 3 mungkin, dan salah satunya nggak sempat membenjol/menghitam, cuma merah-merah sedikit terus kempes.

Tips penting, jangan ganggu benjolan cacar air. Saya sudah diwanti-wanti sama salah satu teman kalau cacar air jangan digaruk, apalagi di muka. Bisa bopeng nggak bisa sembuh. Jadi saya bener-bener menahan diri membiarkan benjolan cacar air di tubuh saya sampai menghitam sendiri, sampai mengelupas sendiri.

Yah, tapi tidak sepenuhnya berhasil sih.

Saya gatel ikut ngelupasin benjolan yang sudah kering dan menghitam di bagian perut dan tangan, akhirnya ada bekas-bekas samar sampai sekarang. Yang di wajah ada di bagian mata yang saya garuk terus, dan akhirnya beneran bopeng. Kecil sih, tapi tetep aja bikin sedih. Di bagian wajah lain yang saya nggak sentuh bisa pulih tanpa bekas. Saya agak menyesal gak bisa menahan diri keinginan garuk-garuk.

Jadi, kalau kena cacar air jangan digaruk atau dikelupas sendiri ya! Serius.

Saya hitung-hitung, mulai dari awal munculnya gejala gatal-gatal sampai semua benjolan mengering itu, kira-kira rentang waktunya 1 minggu. Dan selama itu, puji Tuhan makan saya tetep buanyak, nafsu makan tetep gitu ya, nggak ada yang namanya lemes atau pegel-pegel, nggak doyan makan dan nggak pernah merasa gatal banget sampai nggak bisa tidur. Aktivitas berjalan dengan normal seperti biasa.

Ketika hari minggu ke gerja, ternyata ada baanyak sekali orang gereja yang terkena cacar air, berbarengan sama saya. Mungkin ada 5-6 orangan lah. Salah satu orang gereja bilang, mungkin waktu perayaan Natal kemarin ada yang cacar, terus di dalam gereja kan ada blower, jadi virusnya nyebar gitu. Hahaha, tidak tahu benar atau tidak teorinya. Tapi masuk akal juga secara virus cacar air kan menularnya memang lewat udara, seperti flu.

Dari sekian orang yang terkena cacar di gereja, saya yang paling terlihat baik-baik saja, seperti tidak terkena cacar. Puji Tuhan. Ada yang pemikirannya sama kayak saya, mandi pakai Detol dan minum vitamin, akhirnya cepat sembuhnya seperti saya. Ada kerabat yang diminumin obat, gak dibolehin mandi dan gak dibolehin keluar sama mama nya malah jadi yang paling parah, paling banyak cacarnya, dan paling lama sembuhnya.

Well, daripada post nya makin kepanjangan, saya langsung kasih kesimpulan aja ya. Ini tips berdasarkan fakta yang saya baca, dan tentu berdasarkan pengalaman pribadi yang nggak bisa bohong.

1. Tetaplah mandi saat cacar.
Pakai air hangat dan Detol, yang bersih, kemudian pakai bedak Caladin untuk mengurangi rasa gatal. Cuman gosok badannya jangan brutal kayak pas luluran aja ya. Perlahan tapi pasti bersih.

(tips: Detol cair bisa dimasukkan bak mandi, atau kalau pakai shower bisa ditotol-totol dulu Detol nya ke bagian tubuh yang gatal pakai kapas, kemudian baru mandi seperti biasa)


2. Orang cacar nggak boleh keluar rumah, nggak boleh kena angin. Apa iya?
Saya tetap beraktivitas seperti biasa, was wes rumah-tempat kerja pakai motor dan tidak ada pengaruhnya sama sekali sama penyakit cacar saya.
Mungkin kalau yang dimaksud jangan keluyuran itu baru betul. Istirahat yang banyak di rumah, jangan sampai kecapekan, biar badan tetap bugar. Biar gak nularin sana sini juga.

3. Jaga selalu ketahanan tubuh.
Sekali lagi acar itu virus, menyerah ketahanan tubuh. Kalau badan nggak fit, bisa jadi saat cacar badan ikutan lemes dan sakit semua. Tapi kalau tetap banyak makan makanan sehat dan minum vitamin, dijamin badan akan tetap bugar nggak pake deman pegal linu segala.


4. Jangan garuk benjolan cacar.
Kecuali kamu memang pengen kulitmu jadi bermotif polkadot.
Terlebih yang di wajah, potensi menjadi bopengnya besar bok. Muka jerawatan 1 aja kita heboh ya kan, masa mau muka jadi bopeng dan penuh bekas luka? Enggak dong yaa.
Kalau kamu mau sabar gak garuk sana garuk sini, saya jamin 100% cacar air tidak akan meninggalkan bekas apapun walaupun kamu sudah dewasa.

(Tips: kalau ada benjolan cacar yang pecah, langung basuh dengan kapas + alkohol. Benjolan cacar jika pecah dan airnya meluber bisa melahirkan benjolan baru ke bagian kulit yang lain. Jadi lebih baik dilap dengan alkohol agar steril, tidak menulari bagian kulit yang lain, selain itu bisa membuat luka cacar air cepat kering.)

5. Semakin banyak bintik cacar semakin baik, semakin cepat sembuh.
Entahlah, ada yang percaya kalau cacar harus dikasih obat biar cacarnya keluar semua. Kalau saya sih nggak percaya. Bintik cacar saya nggak banyak, ada yang malah kempes duluan sebelum pecah, dan saya bersyukur akan hal itu. Gatelnya jadi gak parah, garuk-garuknya jadi lebih sedikit, bekas yang ditinggalkan juga bisa diminimalisir. Dan yang jelas saya jadi lebih cepat sembuh dari orang yang dikasih obat itu.

Selain itu, menurut yang saya baca, banyaknya bintik cacar yang muncul itu berbanding dengan ketahanan tubuh yang dimiliki. Semakin jelek imunitasnya, maka bintik cacar semakin banyak muncul.

6. Disembur jagung muda?
Salah satu mitos paling kuat nih.
Ada temen saya yang ngotot suruh saya beli jagung muda ke pasar, parut, kemudian balurkan ke badan. Teman yang lain juga cerita kalau dulu waktu dia terkena cacar, dia disembur neneknya sama jagung muda. Weleh weleh. Kata mama saya sih, jagung muda itu kan punya kandungan pati, dan fungsinya hampir mirip dengan bedak Caladin, memberi rasa dingin dan meredakan rasa gatal. Udah itu aja. Ya monggo kalau ada yang masih mau parut-parut jagung muda. Saya sih mending pakai bedak aja, simple tinggal tabur hehehe ..




Yuk ah.
Sudah 2016, jangan masih percaya mitos yang juntrungannya nggak jelas ya!

Atalia

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

1 komentar :

Anonymous said...

Sangat bermanfaat. Dikemas dengan bahasa yang sangat "easy going" haha sambil ngakak aku bacanya... Lucu parah. Ditunggu posting an "pengalaman" lainnya ce