PINDAH GEREJA. Boleh atau Tidak?

by Thursday, October 02, 2014 4 komentar
Pertanyaan:
Bolehkah kita marah, kecewa, kesal gara-gara kecewa sama sesame pelayan Tuhan? Kejadian seperti ini bukan yang pertama atau kedua kali. Pengen pindah gereja!!

Jawab:
Salah satu penyebab utama seseorang kabur dari gereja adalah keekcewaan pada pemimpin atau pelayan. Biasanya itu dimulai dengan kekesalan karena pemimpin atau rekan sepelayanan yang menurut kita tidak memenuhi standar yang seharusnya dimiliki oleh seorang pelayan Tuhan. Kekesalan inilah yang terkadang jadi pertentangan dan permusuhan karena kita berusaha mengubah orang lain supaya memenuhi standar yang kita inginkan. Dan seringkali aplikasinya dengan cara-cara yang cukup keras.

Masalahnya, perubahan itu bukan suatu hal yang mudah, cepat, dan bias diterima semua orang. Pertentangan bertambah menjadi pertengkaran. Pertengkaran menjadi kepahitan dan kekecewaan. Pada akhirnya kita keluar dari gereja dan berusaha mencari gereja lain yang lebih baik dengan pelayan yang lebih sungguh-sungguh.

BUKANNYA MELARANG pindah ke gereja lain, karena dalam kenyataannya perpindahan itu terkadang diperlukan. Misalnya karena lebih cocok atau karena pindah kota. Atau juga karena pelayanan yang kita inginkan lebih berkembang di gereja lain dan alasan-alasan lain.

TAPI, perpindahan gereja karena kekecewaan TIDAK AKAN PERNAH BERHASIL.

TIDAK ADA GEREJA YANG SEMPURNA yang dipenuhi dengan orang-orang yang kudus tanpa ada cacat cela sedikitpun. Gereja terdiri dari kumpulan banyak orang, sebagian mungkin sungguh-sungguh, sebagian mungkin masih baru ‘lahir’ dan sebagian lagi mungkin orang yang menyebalkan. Ke gereja manapun kita pergi, cepat atau lambat kita akan menemukan orang-orang yang punya pandangan berbeda dengan kita.

Kecenderungan kita ketika kita menemukan orang yang pemikirannya berbeda dengan kita, kita memaksa mereka untuk berubah. Masalahnya, kita gak bisa mengubah orang lain. Perubahan hanya bias dilakukan orang itu sendiri dan kalau orang tersebut mau untuk berubah.

“Saya punya kekecewaan pada pelayan-pelayan dan pemimpin-pemimpin di gereja saya. Ada masa dimana saya bener-bener kesel dan ingin pindah ke gereja lain yang lebih baik. Saya sendiri lupa caranya saya bisa lewatin masa-masa itu tanpa kecewa berkepanjangan. Tapi saya masih menyimpan prinsip yang saya dapat dari masa-masa itu. Yang pertama, sama seperti prinsip saya mengenai pasangan, jangan hanya mencari pasangan yang tepat tapi terlebih dahulu jadilah pasangan yang tepat. Jangan hanya menjadi gereja yang baik tapi terlebih dahulu jadilah jemaat yang baik.”

Apakah Worship Leader gereja kita nyanyinya gak semangat dan kurang urapan? Jangan hanya melipat tangan dan mengomel, tapi nyanyilah dengan semangat supaya orang di sebelah kita bisa terbawa semangat juga.

Prinsip kedua, kita tidak bisa mengubah orang lain tapi kita pasti bisa merubah diri kita sendiri. Ketika kita berusaha mengubah diri kita sendiri semakin lebih baik, kita melakukannya bukan hanya supaya orang lain disekitar kita melihat dan tergerak untuk menjadi lebih baik, tapi kita melakukannya supaya kita juga tidak terseret oleh orang-orang di sekitar kita dan menjadi lebih buruk.

Tidak masalah kalau orang lain di sekeliling kamu pelayanannya gak bener. Itu urusan dan tanggung jawab mereka sendiri dengan Tuhan. Yang terpenting adalah tanggung jawab kita sendiri dengan Tuhan, jangan kecewa dan nyari gereja lain. Tetap pegang standar yang kamu inginkan, bukan hanya agar orang lain melihat dan tergerak, tapi lakukan demi diri kita sendiri supaya kita tidak terbawa dunia ini. Seperti seseorang yang berusaha berenang melawan arus, kita berenang bukan hanya untuk menaklukan sungai itu, tapi juga agar kita tidak terbawa arus.

Jangan kuatir jika ada yang memanfaatkan, cuek saja. Kalau kita bisa bertahan dan setia untuk waktu yang cukup lama, kita akan menemukan kalau orang-orang seperti itu pada akhirnya akan tersaring dan menyisakan orang-orang yang setia. Jangan kuatir kalau pelayanan itu berakhir, Tuhan akan buka pelayanan yang baru dan Tuhan aka nisi dengan pelayan-pelayan yang setia. Tapi kalau kita kecewa dan lari dari masalah kemudian pindah ke gereja lain, kita akan menemukan MASALAH YANG SAMA disana.

(diambil dari Majalah GFresh! Edisi ke 92, Tahun ke-9, 2008, dengan sedikit perubahan)


Ini tulisan memberkati sekali. Karena saya sendiripun, yang dari bayi sampai umur 20 tahun bergereja di gereja saya yang sekarang, juga sering melewati masa-masa sulit, kekecewaan dengan sesama pelayan Tuhan. Saya rasa semua pelayan juga pernah merasakan yak an? Kalo kata mama saya, namanya juga gereja, bukan tempat orang-orang suci doang. Gereja itu kumpulan orang-orang berdosa yang bersama-sama sedang mencari Tuhan, yang lagi sama-sama bertumbuh. Pergesekan merupakan hal yang sangat amat wajar terjadi, jadi yaaaa bertahanlah :)

Mama saya sendiri sudah di gereja saya yang sekarang ini dari jaman dia keciiilll, ikut sekolah minggu. Mungkin mulai 5/6 tahun. Mama saya punya hidup yang sulit sebagai anak ke 4 dari 12 bersaudara, dia harus mengurus dan membiayai 8 adiknya dalam keterbatasan. Emak dan engkong saya juga dipanggil Tuhan di usia yang bisa dibilang belum terlalu tua, terlalu awal, meninggalkan anak” yang masih precil-precil. Intinya, mama saya melewati banyak masa berat, gak punya apa-apa, tidak terlalu dianggap kehadirannya dalam gereja. Tapi toh karena kesetiannya mama saya mulai diangkat jadi ketua Remaja, ketua Kaum Muda, dimasanya. Hehe. Lalu jadi ketua Sekolah Minggu, dan baru-baru ini saja menjadi diaken gereja, di usia 50an. Cobaan selama 40 tahun lebih hidup di gereja saya juga gak sedikit, pasti. Tapi dengan prinsip yang dia pegang, bisa tuh bertahan. Masa-masa sulit akan selalu ada, masa-masa ingin lari dari masalah akan selalu muncul, tapi ingat, bertahanlah, pindah gereja karena kekecewaan, tidak akan berhasil.

Tetap semangat melayani ya, para pelayan Tuhan yang dikasihi Tuhan!

Atalia

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

4 komentar :

Unknown said...

Hi..ata....susah amat nulisnya...
Iseng2 sy cari topik bolehkah kita pindah Gereja?? Kl pindah dng kekecewaan memang aku juga gak setuju, tapi kl pindah krn ada hal2 yg menurut sy itu kesalahan org tsb tetapi di tdk menyadari kl telah membuat orang lain kecewa, tapi pelayan ini sdh memaafkan org yg membuatnya kecewa..tapi dia justru ingin pindah gereja agar tdk berhubungan dng orang tsb untuk mengalah, dan saya melihatnya its ok, Selama hati kita telah beres, dan menurut saya gereja dimana saja toh Tuhannya sama Yesus Kristus, so what do you think..??

Unknown said...

Hi..ata....susah amat nulisnya...
Iseng2 sy cari topik bolehkah kita pindah Gereja?? Kl pindah dng kekecewaan memang aku juga gak setuju, tapi kl pindah krn ada hal2 yg menurut sy itu kesalahan org tsb tetapi di tdk menyadari kl telah membuat orang lain kecewa, tapi pelayan ini sdh memaafkan org yg membuatnya kecewa..tapi dia justru ingin pindah gereja agar tdk berhubungan dng orang tsb untuk mengalah, dan saya melihatnya its ok, Selama hati kita telah beres, dan menurut saya gereja dimana saja toh Tuhannya sama Yesus Kristus, so what do you think..??

Atalia said...

Haloo, terima kasih sudah luangkan waktu untuk baca yaa.

Menurut saya, dengan adanya orang2 yang tidak sepaham sejalan dengan kita, sebenarnya itu adalah bentuk proses pembentukan karakter kita sendiri, sehingga kita bisa memahami orang lain dengan baik. Cara Tuhan untuk asah kita terus. Istilah mengalah agar tidak berhubungan lagi itu sama saja dengan menghindar. Jika menghindar dengan orang2 yg demikian, sama saja,pasti di tempat lain akan mendapati orang2 sejenis. Nanti kalo tiap ada masalah pindah, jadinya pindah2 terus dong, hehe.

Unknown said...

Yes saya sangat setuju, kl pinda2 gereja
Iman kita tidak pertumbuh.